INILAH.COM, Jakarta – Dalam sepekan ke depan, laju IHSG diprediksi sideways cenderung melemah. Karena itu, strategi trading yang cocok adalah rotasi saham yang menjadi market maker.
Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan hal itu. Menurut dia, beli saham di dekat support dan jual di dekat resistance. “Jadi, bolak-balik saja hingga nanti ada kejadian positif tertentu entah itu sektoral saham, nasional, ataupun sentimen global. Jika ada kejutan, strategi kita berubah lagi. Ikuti arus saja,” katanya kepada INILAH.COM.
Pada perdagangan Jumat (1/11/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 78,04 poin (1,73%) ke posisi 4.432,589. Intraday terendah 4.432,589 dan tertinggi 4.518,654.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan net sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net buy. Berikut ini wawancara lengkapnya:
Mengakhiri perdagangan pekan lalu, IHSG melemah 1,73% ke 4.432. Apa komentar Anda?
Meksi akhir turun, tren pergerakan IHSG saya lihat masih dalam kisaran kecil antara 4.300 hingga 4.600-4.700. Artinya, saat IHSG melaju ke 4.600, lalu ada profit taking. Lalu, di support 4.400 dan 4.300 ada buying power lagi sehingga indeks kembali naik dan secara keseluruhan indeks menjadi sideways.
Lantas, bagaimana Anda melihat arah berikutnya?
Saya perkirakan, dalam pekan-pekan mendatang juga, IHSG cenderung sideways (mendatar) hingga ada trigger positif yang bisa mengeluarkan indeks dari kisaran sideways-nya. Sejauh ini, sediways-nya indeks, karena tidak ada pemicu positif yang mengangkat IHSG untuk naik cukup signifikan atau pemicu negatif yang membuatnya turun signifikan. Saya melihat, pasar sedang menunggu arah. Sentimen negatif dari pasar global sejauh cenderung tidak ada. Lalu, sentimen positif yang bisa membuat indeks keluar dari kisaran sideways-nya juga belum muncul.
Bagaimana dengan sentimen dalam negeri?
Dari dalam negeri, data inflasi Oktober 2013 cukup oke, masih terukur—tidak tinggi dan tidak rendah. Sejak harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan pada 21 Juni 2013, ini memang butuh waktu untuk melihat dampaknya.
Faktor apa lagi yang sedang dicermati pasar?
Akhir pekan lalu, ada pengumuman kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang berlaku 1 Januari 2014 di beberapa provinsi. Ini juga termasuk yang dihitung ulang oleh para pelaku pasar seperti apa dampaknya terhadap emiten. Jadi, pasar menghitung bagaimana pengaruhnya pada perusahaan terutama yang padat karya. Pasar pun harus mengubah lagi perkiraan laba dari beberapa emiten yang terpengaruh cukup signifikan oleh perubahan UMP itu.
Lalu, pekan depan juga ada hari Libur, Selasa (5/10/2013). Beberapa pelaku pasar mungkin mengambil cuti Senin (4/11/2013) sehingga tidak aktif trading. Pelaku pasar juga cenderung tidak mengambil posisi karena dianggap long weekend. Itu juga yang jadi alasan profit taking Jumat (1/11/2013) ini hingga IHSG turun 1,7%. Mereka cenderung mengamankan posisi sambil melihat situasi pasar berikutnya seperti apa.
Penjelasannya secara grafik?
Secara grafik, arah IHSG memang cenderung profit taking sebagaimana terjadi juga di bursa global seperti AS. Karena itu, saya rasa, pelemahan IHSG akibat profit taking masih dalam toleransi yang wajar. Apalagi, sebelumnya, indeks menguat cukup lumayan.
Level support dan resistance IHSG dalam sepekan ke depan?
Jika melihat grafik hariannya, dalam sepekan ke depan masih cenderung diwarnai tekanan jual. Bahkan, bukan tidak mungkin IHSG mencoba level 4.350-4.400 yang menjadi support indeks. Kecuali jika ada kejadian yang luar biasa positif.
Misalnya, rilis data Manufaktur PMI AS memberikan kejutan signifikan sehingga Wall Street menguat secara signifikan pula. Itu baru akan berpengaruh pada penguatan tajam IHSG. Hanya saja, selama dalam batas-batas normal, IHSG saat ini masih dalam fase profit taking untuk cooling down. Pasar menunggu trigger selanjutnya. Di sisi lain, resistance IHSG di 4.611.
Apakah kinerja emiten untuk kuartal III-2013 tidak cukup menjadi daya dongkrak bagi IHSG?
Berbagai emiten baru saja merilis kinerja keuangannya untuk kuartal III-2013. Para analis baru melakukan perhitungan ulang dan memeriksa kembali target-target harga dan valuasi saham mereka. Keputusannya baru bisa diambil dalam 1-2 pekan ke depan. Apakah akan meng-upgrade atau men-downgrade atau rekomendasi hold karena inline dengan perkiraan mereka.
Saya perhatikan, kinerja emiten kuartal III-2013 cenderung variatif. Beberapa ada yang memang turun dan beberapa mengalami kenaikan laba. Jadi, arah IHSG berikutnya juga ditentukan oleh asumsi-asumsi yang digunakan oleh para analis secara fundamental termasuk ketetapan kenaikan UMP di beberapa provinsi. Ini termasuk juga dalam perhitungan mereka nantinya. Secara teoritis, berapa sih valuasi suatu emiten.
Apa saran Anda untuk para pemodal di bursa saham?
Dalam kondisi IHSG sideways melemah, bermainlah dalam trading-trading pendek. Beli saham di dekat support dan jual dekat resistance. Sebab, kita belum tahu arah tren IHSG mauk ke mana. Dalam kondisi sideways, kita tidak tahu indeks akan turun atau naik trennya. Jadi, yang efektif, beli saham di dekat support dan jual di dekat resistance.
Saham turun lumayan beli, dan naik lumayan jual. Perhatikan, level terendah suatu saham kemarin. Di dekat level terendahnya beli. Lalu, kemarin pas lagi naik tertingginya di berapa. Dekat-dekat level tertingginya itu jual.
Spesifik saham-saham pilihannya?
Untuk saham pilihan yang cocok sejauh ini adalah rotasi. Karena itu, tidak bisa dipastikan sektor saham apa yang jadi pilihan sepekan ke depan. Sebentar-sebentar main saham properti, sebentar-sebentar di saham perbankan. Lalu, bermain lagi sektor batu bara, lalu saham Crude Palm Oil (CPO). Jadi, pilihan sahamnya muter-muter. Karena tidak ada arah, ya kocok-kocok ulang lah sahamnya.
Spesifk sahamnya sangat tergantung pada kondisi pasar yang jadi market maker-nya. Pilih saham yang jadi market maker. Yang pegang duitnya mau memainkan sektor mana. CPO-kah, coal-kah atau sektor lain.
Pada Jumat (1/11/2013), saham-saham CPO cenderung naik seperti PT Astra Agro Lestari (AALI) dan PT BW Plantation (BWPT) dengan volume transaksi yang besar. Beberapa saham batu bara juga naik di tengah penurunan IHSG.
Tapi, kenaikan itu termasuk yang dimain-mainkan, karena terjadi rotasi saham. Artinya, dalam sepekan ke depan, belum tentu saham-saham CPO dan batu bara yang dimainkan. Jadi, rotasi saham dengan para meter: beli saham di dekat support dan jual di dekat resistance. Jadi, bolak-balik saja hingga nanti ada kejadian positif tertentu entah itu sektoral saham, nasional, ataupun sentimen global. Jika ada kejutan, strategi kita berubah lagi. Ikuti arus saja. [jin]
Posting Komentar