MEDAN – Seperti yang telah diprediksi sebelumnya,
kenaikan harga BBM bersubsidi yang diberlakukan sejak 22 Juni 2013 lalu,
telah mendorong terciptanya inflasi pada tingkat pergerakan harga di
Sumatera Utara (Sumut). Tercatat pada Juni 2013 lalu, Sumut mengalami
inflasi sebesar 1,28 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, OK Hajizi mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 untuk premium, dan Rp1.000 untuk solar, telah membuat pengeluaran masyarakat untuk pembelian BBM meningkat sekitar 20 persen. Kondisi itu terjadi hampir di seluruh kota dengan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut, yakni Medan, Sibolga, Pematang Siantar dan Padang Sidimpuan.
"Di Medan, dengan daya dorong inflasi lebih dari 80 persen. Inflasi disebabkan kenaikan pengeluaran untuk pembelian BBM sebesar 22,22 persen. Lalu kenaikan cabai merah sebesar 24,6 persen. Kenaikan harga BBM bersubsidi juga telah mendorong peningkatan tarif angkutan kota sebesar 50 persen. Sementara pendorong inflasi lainnya, yakni upah pembantu rumah tangga, harga daging dan telur ayam ras, serta harga ikan kembung, yang besarannya antara 2,65-9,68 persen," ujarnya di Medan, Senin (1/7/2013).
Secara andil menurut Hajizi, kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 untuk premium dan Rp1.000 untuk solar, berkontribusi antara 0,17-0,36 persen terhadap pembentukan harga di empat kota dengan IHK yang ada di Sumut.
"Di Medan, BBM memberikan andil 0,36 persen terhadap inflasi yang mencapai 1,28 persen. Sementara di Pematang Siantar, dari inflasi sebesar 1,22 persen, andil kenaikan BBM bersubsidi mencapai 0,23 persen. Sedangkan di Padang Sidimpuan, dengan inflasi sebesar 0,86 persen, andil kenaikan BBM sebesar 0,21 persen. Andil kenaikan harga BBM terkecil terhadap inflasi, terjadi di Kota Sibolga, yang hanya 0,17 persen dan inflasi di kota itu yang mencapai 1,9 persen. Sementara cabai merah meskipun bukan pendorong utama, tapi menjadi pendominasi kenaikan harga hampir di semua kota, dengan besaran antara 0,21-0,33 persen," tambahnya.
inflasi pada Juni 2013 ini, menyebabkan laju inflasi kumulatif di Sumut sepanjang 2013 sebesar 4,87 persen. Sedangkan laju inflasi tahunan (yoy) sebesar 6,62 persen. Pencapaian itu lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional, yang pada Juni 2013 hanya sebesar 1,03 persen, dengan inflasi kumulatif sebesar 3,35 persen. (wan) (wdi)
By : Okezone.com
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, OK Hajizi mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 untuk premium, dan Rp1.000 untuk solar, telah membuat pengeluaran masyarakat untuk pembelian BBM meningkat sekitar 20 persen. Kondisi itu terjadi hampir di seluruh kota dengan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut, yakni Medan, Sibolga, Pematang Siantar dan Padang Sidimpuan.
"Di Medan, dengan daya dorong inflasi lebih dari 80 persen. Inflasi disebabkan kenaikan pengeluaran untuk pembelian BBM sebesar 22,22 persen. Lalu kenaikan cabai merah sebesar 24,6 persen. Kenaikan harga BBM bersubsidi juga telah mendorong peningkatan tarif angkutan kota sebesar 50 persen. Sementara pendorong inflasi lainnya, yakni upah pembantu rumah tangga, harga daging dan telur ayam ras, serta harga ikan kembung, yang besarannya antara 2,65-9,68 persen," ujarnya di Medan, Senin (1/7/2013).
Secara andil menurut Hajizi, kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 untuk premium dan Rp1.000 untuk solar, berkontribusi antara 0,17-0,36 persen terhadap pembentukan harga di empat kota dengan IHK yang ada di Sumut.
"Di Medan, BBM memberikan andil 0,36 persen terhadap inflasi yang mencapai 1,28 persen. Sementara di Pematang Siantar, dari inflasi sebesar 1,22 persen, andil kenaikan BBM bersubsidi mencapai 0,23 persen. Sedangkan di Padang Sidimpuan, dengan inflasi sebesar 0,86 persen, andil kenaikan BBM sebesar 0,21 persen. Andil kenaikan harga BBM terkecil terhadap inflasi, terjadi di Kota Sibolga, yang hanya 0,17 persen dan inflasi di kota itu yang mencapai 1,9 persen. Sementara cabai merah meskipun bukan pendorong utama, tapi menjadi pendominasi kenaikan harga hampir di semua kota, dengan besaran antara 0,21-0,33 persen," tambahnya.
inflasi pada Juni 2013 ini, menyebabkan laju inflasi kumulatif di Sumut sepanjang 2013 sebesar 4,87 persen. Sedangkan laju inflasi tahunan (yoy) sebesar 6,62 persen. Pencapaian itu lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional, yang pada Juni 2013 hanya sebesar 1,03 persen, dengan inflasi kumulatif sebesar 3,35 persen. (wan) (wdi)
By : Okezone.com
إرسال تعليق