Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, peluang penguatan nilai tukar rupiah Selasa ini salah satunya didukung oleh faktor teknikal. Menurut dia, secara teknikal, dolar AS terhadap rupiah memasuki fase pergerakan yang overbought (jenuh beli).
Karena itu, lanjut Christian, dibutuhkan technical rebound bagi rupiah untuk mengurangi tekanan jenuh beli atas dolar AS. "Karena itu, rupiah berpeluang menguat dalam kisaran 9.870 hingga 9.950 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.
Selain itu, kata Christian, penguatan rupiah juga mendapat dukungan dari positifnya data-data yang dirilis di Jepang dan Eropa. "Keduanya kompak menunjukkan adanya perbaikan data-data ekonomi untuk dua kawasan tersebut," ujarnya.
Antara lain, Indek Manufaktur Jepang yang dirilis naik ke level 4 dari bulan sebelumnya -8. Sementara itu, indeks non-manufaktur naik ke 12 dari sebelumnya 6.
Sementara itu, lanjut dia, dari Eropa, indeks manufaktur Spanyol naik melampaui estimasi ke 50,0. Begitu juga dengan indeks manufaktur Inggris ke 52,5.
Angka pengangguran Eropa juga lebih baik menjadi 12,1% dari publikasi sebelumnya 12,3%. "Untuk indeks manufaktur Eropa secara keseluruhan memang belum banyak mengalami perubahan, tapi ada sedikit perbaikan seperti di Spanyol, Italia dan Inggris," tandas dia.
Semua itu, kata Christian, akan memberikan harapan atas membaiknya permintaan ekspor terutama setelah didapat pertumbuhan ekspor Indonesia kemarin yang ternyata membaik dibandingkan estimasi. "Melihat data terbaru yang dirilis di Jepang dan zona euro memberikan outlook yang lebih positif," papar Christian.
Hanya saja, dia menggarisbawahi, pasar akan menunggu konfirmasi data Jepang dan Eropa dari rilis data-data ekonomi AS terutama pasar tenaga kerja dan data-data China. "Pertengahan pekan ini, China akan merilis data sektor non-manufaktur PMI," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS
di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (1/7/2013) ditutup bergeming di 9.920/9.935. [jin]BY: inilah.com
Posting Komentar