Jakarta – Saham BBCA, BBRI, dan
BMRI mendapat rekomendasi beli dari analis. Alasannya, ketiga bank
tersebut diutungkan oleh besarnya rasio dana murah terhadap total DPK.
Seperti apa?
Raymond
Budiman, analis PT Panin Sekuritas menargetkan harga relatif saham BBRI
di atas level Rp9.000 ke Rp9.300 dalam kuartal III-2013. Sementara itu,
target harga BMRI di Rp11.000; dan BBCA Rp10.500 dalam kuartal III-2013.
Dari sisi harga, kata dia, saham BBCA memang sudah tinggi tapi bukan
berarti negatif secara fundamental. “Saya rekomendasikan buy untuk tiga
saham tersebut,” katanya kepada INILAH.COM.
Pada perdagangan Selasa (2/7/2013) saham PT Bank Central Asia (BBCA) ditutup menguat Rp50 (0,50%) ke posisi Rp9.950; PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) melemah Rp100 (1,25%) ke level Rp7.850; PT Bank Mandiri (BMRI) turun Rp350 (3,93%) ke Rp8.550; PT Bank Negara Indonesia (BBNI) melandai Rp150 (3,48%) ke Rp4.150. Berikut ini wawancara lengkapnya:
Pascakenaikan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diekspektasikan memicu
kenaikan inflasi dan BI rate, benarkah bank-bank berebut Dana Pihak
Ketiga (DPK)?
DPK memang
pertumbuhanya lebih kecil dibandingkan pertumbuhan kredit. Berdasarkan
data Bank Indonesia (BI), DPK hanya tumbuh 15,5% sedangkan kredit tumbuh
21% per April 2013. Akibatnya, Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat.
Hanya
saja, posisi LDR perbankan saat ini masih di level optimal pada kisaran
85% atau masih dalam kisaran yang ditentukan BI antara 70% hingga 100%.
Bank-bank, memang biasanya mempertahankan LDR dalam kisaran optimal
80-85%. Dari sisi ini, masih belum jadi masalah dari sisi likuiditas
bank.
Karena pertumbuhan DPK lebih
kecil dibandingkan pertumbuhan kredit, seiring kenaikan BI rate ke 6%,
DPK menjadi perebutan perbankan. Siapa yang bunga depositonya naik
paling tinggi, dana nasabah akan mengalir ke situ.
Bank apa saja yang memenangkan persaingan?
Untuk
bank seperti BBCA sudah menjadi bank transaksi sehingga DPK-nya sangat
kuat. Dari sisi DPK, BCA memenangkan persaingan. Itupun jika
dikerucutkan, kenaikan BI rate menguntungkan bank-bank yang dana
murahnya banyak seperti tabungan dan giro. Sedangkan deposito merupakan
dana mahal. Faktor DPK menjadi concern semua bank. Dari waktu ke waktu,
mereka rebutan. Jadi memang, tugas bank adalah menampung dana masyarakat
dan menyalurkan kredit untuk mengembangkan bisnisnya.
Dari sisi dana murah, BBCA diuntungkan?
Ya,
BBCA diuntungkan. Suku bunga kredit naik sementara cost of fund atau
biaya bunga dana murah tidak sebesar suku bunga kredit. Jadi, BCA
mengandalkan dana murah yang mencapai 81% dari total DPK. Karena itu,
saya melihat profitabilitas DPK BCA akan meningkat dengan kenaikan BI
rate.
Intinya, jika suatu bank sudah
dipakai sebagai bank transaksi seperti bayar listrik, asuransi,
reksadana, telepon, tagihan dan lain-lain, nasabah akan tetap menaruh
dananya di situ. Nasabah tidak minta bunga, karena motif menyimpan uang
hanya untuk transaksi sehingga menjadi dana murah bagi BCA. Sebagai bank
transaksi, sistem BCA sudah kuat.
Bagaimana dengan BMRI?
BMRI
masih membangun IT-nya supaya bisa menjadi bank transaksi seperti BBCA
yang bisa meningkatkan DPK. Tapi, BMRI dan BCA diuntungkan dari sisi
kenaikan suku bunga karena besarnya dana murah.
Lantas, berapa rasio dana murah masing-masing bank dari total DPK?
Per
Maret 2013, Dana murah BBCA 81% (tabungan dan giro) dan 19% deposito,
dana murah BMRI mencapai 68%, BBNI 65% dan BBRI 60%. Bunga tabungan dan
giro, paling-paling 1-2% sehingga cost of fund-nya kecil. Dari sisi dana
murah, BCA yang paling menonjol. Tapi, secara umum, para pelaku pasar
saham suka sama bank-bank ini karena masuk kategori LQ45.
Anda punya target harga untuk saham-saham tersebut?
Target
harga relatif untuk BBRI di atas level Rp9.000 ke Rp9.300 dalam kuartal
III-2013 dengan PER 11 kali. Target harga BMRI Rp11.000; dan BBCA
Rp10.500 dalam kuartal III-2013. Dari sisi harga, saham BBCA memang
sudah tinggi tapi bukan berarti negatif secara fundamental. Jadi, harga
di pasar sudah tinggi. Saya rekomendasikan buy untuk tiga saham
tersebut.
Target harga saham BBNI?
Target
harga BBNI di Rp5.300. Tapi, karena tidak ada story-nya, saya tidak
merekomendasikan untuk BBNI. Hanya saja, secara umum saya masih
merekomendasikan positif untuk saham-saham bank. Hanya saja, untuk
rekomendasi memang tidak usah banyak-banyak, 1-2 saja, kalau bukan
BBCA-BMRI ya, BMRI-BBRI, karena BBCA sudah mahal. BMRI dan BBRI upside
potential-nya paling besar. Tapi, secara fundamental, BCA punya story
yang bagus. BBNI, tak punya cerita fundamentalnya. [jin]
by:inilah.com
إرسال تعليق