Jakarta – IHSG dinilai bsia saja kembali terkoreksi Selasa (2/7/2013) seirng lemahnya dorongan beli saham. Support indeks 4.732-4.755 dan resistance 4.816-4.832. Inilah saham pilihannya.
Pada perdagangan Senin (1/7/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 41,44 poin (0,86%) ke posisi 4.777,452. Intraday terendah 4.747,975 dan tertinggi 4.815,725. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan net sell Rp301,3 miliar dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, lunasnya utang gap 4.562-4.620 dan 4.743-4.801 memang membuat IHSG memiliki peluang untuk melanjutkan kenaikan. “Namun, seperti yang kami sampaikan sebelumnya di mana dengan adanya tambahan gap di level 4.621-4.644, membuat IHSG rentan sehingga mudah terkoreksi bila tidak didukung dengan sentimen yang ada,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (1/7/2013).
Pada kenyataannya, lanjut dia, IHSG harus menahan sementara potensi kelanjutan kenaikan tersebut setelah bursa saham AS dan Eropa di akhir pekan tidak cukup berikan imbas kondusif bagi IHSG. “Belum lagi masalah rilis data inflasi yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan masih defisitnya neraca perdagangan nasional membuat IHSG terkepung dalam suasana negatif,” ujarnya.
Variatifnya laju bursa saham Asia dan pembukaan pasar saham Eropa juga belum mampu mendukung peluang kenaikan IHSG.
Lebih jauh Reza memperkirakan, pada perdagangan Selasa (2/7/2013) IHSG akan berada pada support 4.732-4.755 dan resistance 4.816-4.832. “Indeks berpola menyerupai advance block di atas middle bollinger bands (MBB),” ujarnya.
Moving Average Convergence-Divergence (MACD) naik terbatas dengan histogram negatif yang memendek. The Relative Strength Index (RSI), William's %R, dan Stochastic mulai terbatas kenaikannya di atas area oversold.
Menurut dia, laju IHSG melemah, namun, masih mampu berada di atas target support 4.700-4.743. Kondisi ini memperlihatkan, sebenarnya masih ada dorongan beli namun, kurang didukung dengan sentimen yang ada.
“Dorongan beli ini bisa saja kembali melemah bila dari sisi sentimen kurang mendukung dan IHSG mungkin saja kembali terkoreksi. Diharapkan rilis indeks manufaktur di AS dan Eropa bisa berikan sentimen positif,” tuturnya.
Di atas semua itu, Reza menyodorkan sebelas saham sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saahm tersebut adalah PT Bumi Serpong Damai (BSDE), trading buy dengan support Rp1.740-1.770, resistance Rp1.860-1.880, dan target harga Rp1.870. “Stochastic mencoba upreversal,” ucap dia.
PT Pakuwon Jati (PWON), trading buy dengan support Rp330-355, resistance Rp370-385, dan target harga Rp375. “Bullish engulfing dekati MBB,” tuturnya.
PT Holcim Indonesia (SMCB), trading buy dengan support Rp2.475-2.575, resistance Rp2.675-2.725, dan target harga Rp2.700. “Bullish harami di atas lower bollinger band(LBB),” timpal dia.
PT Wijaya Karya (WIKA), trading buy dengan support Rp2.000-2.075, resistance Rp2.200-2.250, dan target harga Rp2.250. “Lower spinning di atas LBB,” tandas dia.
Saham-saham lainnya, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) dalam kisaran Rp5.500-6.150, trading buy selama di atas Rp5.900; PT Modern Land Realty (MDLN) dalam kisaran Rp860-950, buy on weakness apabila di bawah 900;
PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) dalam kisaran Rp4.850-5.250, trading sell jika Rp4.900 gagal bertahan; PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dalam kisaran Rp7.500-8.250, trading buy selama di atas Rp7.900;
PT Summarecon Agung (SMRA) dalam kisaran Rp1.230-1.350, buy on weakness apabila di bawah Rp1.260; PT Lippo Cikarang (LPCK) dalam kisaran Rp8.300-8.950, trading buy selama di atas Rp8600; dan PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) dalam kisaran Rp3.000-3.250, trading buy selama di atas Rp3.175.
Posting Komentar