INILAH.COM, Jakarta – Analis menargetkan penguatan IHSG ke
level 5.800 jika subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dicabut. Pasar menilai
subsidi seperti menggarami air laut.
Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, jika saja pemerintah berani menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, pada Juni, IHSG akan mengalami lonjakan luar biasa. Sektor pertambangan dan perkebunan juga akan naik sehingga memberi dukungan bagi penguatan indeks.
Sebab, dengan subsidi BBM selama ini, pasar melihat terlalu banyak uang negara yang dihamburkan karena tidak tepat guna. Subsidi itu seharusnya dialokasikan untuk pos yang lebih bermanfaat buat rakyat seperti infrastruktur jalan dan infrastruktur transportasi publik. “Jika subsidi dicabut yang berarti kenaikan harga BBM, saya perkirakan IHSG bisa menguat ke 5.800,” katanya kepada INILAH.COM.
Pada perdagangan Rabu (8/5/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 46,55 poin (0,92%) ke posisi 5.089,335. Intraday teredah 5.041,37 dan tertinggi 5.089,335. Berikut ini wawancara lengkapnya:
IHSG bertenger di rekor baru 5.089. Bagaimana Anda melihat arahnya Jumat (10/4/2013)?
Saya perkirakan, laju IHSG Jumat (10/4/2013) memecahkan level psikologis 5.100. IHSG memiliki support 5.055 dan resistance 5.118. Meski ada faktor libur Kamis (9/5/2013) yang bisa memicu tipisnya volume transaksi, bukan halangan bagi IHSG untuk menembus 5.100.
Saat IHSG menguat, investor asing justru net sell dan terakhir kembali net buy.
Laju IHSG saat ini sudah tidak ditentukan oleh investor asing lagi. Buktinya, saat terjadi pelemahan pada bursa regional, IHSG naik. Begitu juga sebaliknya. Artinya, secara ekonomi yang dibaca pasar, Indonesia punya kekuatan tersendiri. Karena itu, investor asing net sell pun sudah tidak bisa dijadikan patokan dan IHSG malah meroket.
Lalu, investor asing mengakuisi beberapa perusahaan besar yang menandakan optimisme mereka atas pasar aset Indonesia.
Kalau begitu, faktor apa saja yang mendorong penguatan IHSG?
Penguatan indeks, mendapat dukungan dari laporan keuangan emiten untuk kuartal I-2013. Peluang kenaikan IHSG ke 5.100-an ini tanpa dukungan dari saham-saham di sektor pertambangan dan perkebunan. Indeks didukung oleh sektor infrastruktur, properti, dan perbankan yang harganya melambung.
Bagaimana skenario IHSG jika harga BBM bersubsidi jadi dinaikkan?
Jika saja, pemerintah berani menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, pada Juni, IHSG akan mengalami lonjakan luar biasa. Sektor pertambangan dan perkebunan juga akan naik sehingga memberi dukungan bagi penguatan indeks.
Sebab, dengan subsidi BBM, pasar melihat terlalu banyak uang negara yang dihamburkan karena tidak tepat guna. Subsidi itu sama seperti menggarami air laut. Artinya, subsidi tidak menolong rakyat kecil dan tidak juga menolong kelas menengah. Subsidi hanya mendorong orang untuk beli mobil dan menggunakan BBM bersubsidi. Padahal, seharusnya, pemilik mobil membeli BBM dengan harga pasar. Subsidi itu seharusnya dialokasikan untuk pos yang lebih bermanfaat buat rakyat seperti infrastruktur jalan dan infrastruktur transportasi publik.
Sekarang, transportasi publik seperti Busways saja tidak nyaman. Dengan subsidi yang tidak tepat sasaran saja, IHSG bisa menguat mendekati 5.100, apalagi jika dana subsidi yang hampir Rp200 triliun itu dialokasikan untuk transprotasi publik dan infrastruktur.
Berapa target Anda untuk IHSG pascakenaikan harga BBM bersubsidi nantinya?
Jika subsidi dicabut yang berarti kenaikan harga BBM, saya perkirakan IHSG bisa menguat ke 5.800.
Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, jika saja pemerintah berani menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, pada Juni, IHSG akan mengalami lonjakan luar biasa. Sektor pertambangan dan perkebunan juga akan naik sehingga memberi dukungan bagi penguatan indeks.
Sebab, dengan subsidi BBM selama ini, pasar melihat terlalu banyak uang negara yang dihamburkan karena tidak tepat guna. Subsidi itu seharusnya dialokasikan untuk pos yang lebih bermanfaat buat rakyat seperti infrastruktur jalan dan infrastruktur transportasi publik. “Jika subsidi dicabut yang berarti kenaikan harga BBM, saya perkirakan IHSG bisa menguat ke 5.800,” katanya kepada INILAH.COM.
Pada perdagangan Rabu (8/5/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 46,55 poin (0,92%) ke posisi 5.089,335. Intraday teredah 5.041,37 dan tertinggi 5.089,335. Berikut ini wawancara lengkapnya:
IHSG bertenger di rekor baru 5.089. Bagaimana Anda melihat arahnya Jumat (10/4/2013)?
Saya perkirakan, laju IHSG Jumat (10/4/2013) memecahkan level psikologis 5.100. IHSG memiliki support 5.055 dan resistance 5.118. Meski ada faktor libur Kamis (9/5/2013) yang bisa memicu tipisnya volume transaksi, bukan halangan bagi IHSG untuk menembus 5.100.
Saat IHSG menguat, investor asing justru net sell dan terakhir kembali net buy.
Laju IHSG saat ini sudah tidak ditentukan oleh investor asing lagi. Buktinya, saat terjadi pelemahan pada bursa regional, IHSG naik. Begitu juga sebaliknya. Artinya, secara ekonomi yang dibaca pasar, Indonesia punya kekuatan tersendiri. Karena itu, investor asing net sell pun sudah tidak bisa dijadikan patokan dan IHSG malah meroket.
Lalu, investor asing mengakuisi beberapa perusahaan besar yang menandakan optimisme mereka atas pasar aset Indonesia.
Kalau begitu, faktor apa saja yang mendorong penguatan IHSG?
Penguatan indeks, mendapat dukungan dari laporan keuangan emiten untuk kuartal I-2013. Peluang kenaikan IHSG ke 5.100-an ini tanpa dukungan dari saham-saham di sektor pertambangan dan perkebunan. Indeks didukung oleh sektor infrastruktur, properti, dan perbankan yang harganya melambung.
Bagaimana skenario IHSG jika harga BBM bersubsidi jadi dinaikkan?
Jika saja, pemerintah berani menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, pada Juni, IHSG akan mengalami lonjakan luar biasa. Sektor pertambangan dan perkebunan juga akan naik sehingga memberi dukungan bagi penguatan indeks.
Sebab, dengan subsidi BBM, pasar melihat terlalu banyak uang negara yang dihamburkan karena tidak tepat guna. Subsidi itu sama seperti menggarami air laut. Artinya, subsidi tidak menolong rakyat kecil dan tidak juga menolong kelas menengah. Subsidi hanya mendorong orang untuk beli mobil dan menggunakan BBM bersubsidi. Padahal, seharusnya, pemilik mobil membeli BBM dengan harga pasar. Subsidi itu seharusnya dialokasikan untuk pos yang lebih bermanfaat buat rakyat seperti infrastruktur jalan dan infrastruktur transportasi publik.
Sekarang, transportasi publik seperti Busways saja tidak nyaman. Dengan subsidi yang tidak tepat sasaran saja, IHSG bisa menguat mendekati 5.100, apalagi jika dana subsidi yang hampir Rp200 triliun itu dialokasikan untuk transprotasi publik dan infrastruktur.
Berapa target Anda untuk IHSG pascakenaikan harga BBM bersubsidi nantinya?
Jika subsidi dicabut yang berarti kenaikan harga BBM, saya perkirakan IHSG bisa menguat ke 5.800.
Posting Komentar