INILAH.COM,
Jakarta – Mayoritas saham dinilai masih positif baik untuk investasi
maupun trading jangka pendek. Hanya sektor pertambangan dan CPO yang
perlu dihindari. Seperti apa?
Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu menilai masih menarik saham-saham di sektor properti, konstruksi, semen, ritel, consumer goods, dan perbankan. Menurut dia, untuk investasi jangka panjang tak ada masalah dengan kondisi IHSG saat ini. Hanya saja, pemodal perlu mencari saham-saham yang prospeknya memang bagus untuk lima tahun ke depan.
Sementara itu, untuk trading jangka pendek, pelaku pasar jangan terlalu memusingkan posisi IHSG. Kalau IHSG turun ke 4.500 pun, kata dia, selama sahamnya naik kenapa tidak dimainkan. “Kalau trading, fokus saja di grafik,” katanya kepada INILAH.COM. “Jangan-jangan semua saham menarik kecuali sektor pertambangan dan Crude Palm Oil (CPO) yang belum memberikan tanda-tanda untuk bangkit.”
Pada perdagangan Senin (6/5/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 66,39 poin (1,35%) ke posisi 4.991,871. Intraday tertinggi mencapai 4.996,45 dan terendah 4.933,509. Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net buy. Berikut ini wawancara lengkapnya:
IHSG menguat signifikan 1,35% tapi masih di bawah level psikologis 5.000. Apa penilaian Anda?
Bagi saya, penurunan IHSG ke bawah 5.000, biasa-biasa saja. Sebab, secara grafik, tren IHSG masih bullish. Walaupun memang, saat ini cenderung konsolidasi. Jadi, saya rasa wajar-wajar saja adanya aksi profit taking setelah adanya kenaikan indeks yang signifikan sejak awal 2013.
Kalau begitu, bagaimana Anda melihat arahnya hingga akhir pekan?
Dalam sepekan ke depan, saya perkirakan, IHSG masih bolak-balik dengan daerah support sekitar 4.850 dan resistance 5.060.
Apa yang membuat indeks bolak-balik?
Fluktuasi indeks masih sentimen dari Standard & Poor's Ratings Services (S&P) yang merevisi outlook peringkat utang RI dari positif menjadi stabil. Kalau sentimen ini cukup serius, tidak akan lebih dari dua minggu pengaruhnya. Saya kira seminggu lagi kasih waktu sentimen itu mewarnai indeks hingga IHSG menjadi lebih tenang. Pekan berikutnya, IHSG kemungkinan akan kembali bermain.
Apa komentar Anda atas revisi outlook S&P dan kemarin Moody’s menyatakan bahwa penundaan penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi merupakan kredit negatif bagi Indonesia?
Indeks memang agak terganggu oleh S&P yang merevisi peringkat utang Indonesia dari positif menjadi stabil. Ini terkait dengan masalah APBN di mana subsidi minyak belum menemukan jalan keluarnya. Itulah alasan S&P merevisi outlooknya.
Anggaran untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat besar hingga di atas Rp100 triliun bahkan di atas Rp200 triliun jika dihitung dengan subsidi listrik. Kondisi ini membuat APBN menjadi tidak begitu sehat penggunannya. Ini yang mungkin dilihat oleh S&P untuk merevisi outlook-nya.
Apa yang mungkin terjadi jika harga BBM bersubsidi benar-benar dinaikkan?
Nanti setelah terjadi pengurangan subsidi berupa penaikan harga BBM, cepat atas lambat, outlook peringkat utang Indonesia akan kembali dinaikkan menjadi positif kembali dari stabil. Apalagi, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sangat bagus dengan outlook jangka panjang yang masih positif.
Kalau terjadi profit taking akibat revisi dari positif ke stabil peringkat utang oleh S&P itu hal biasa. Kalau di-upgrade peringkat utang RI justru aneh. Apalagi, IHSG harus turun dulu untuk memenuhi sentimen dari revisi outlook itu sehingga posisi IHSG menjadi wajar. Jadi, IHSG tarik napas sementara setelah menguat signifikan.
Apa saran Anda untuk para investor jangka panjang dan pelaku pasar jangka pendek?
Untuk investasi jangka panjang tak ada masalah dengan kondisi IHSG saat ini. Tapi, cari saham-saham yang prospeknya memang bagus untuk lima tahun ke depan. Saham-saham yang pertumbuhannya bagus, saya tanya ke orang-orang, lima tahun ke depan, harga sahamnya akan naik lebih tinggi lagi. Hanya saja, orang mencari harga yang paling murah.
Bagi investor, penurunan IHSG justru jadi kesempatan untuk mendapatkan harga saham yang lebih bagus. Apalagi, jika saat kenaikan sebelumnya tidak sempat masuk. Jangan sampai, lagi turun takut masuk, lagi naik juga takut masuk sehingga akhirnya tidak masuk-masuk karena tertinggal terus. Saat IHSG 4.000 dinilai ketinggian, ternyata IHSG sekarang 5.000. Saat 5000 tidak masuk karena diangkap tinggi, padahal nanti bisa 6.000.
Untuk investasi tidak usah takut. Aturlah money management yang baik dan buatlah posisi saham yang membuat suasana hati tenang. Jika saat saham turun tidak tenang, kurangi sebagian. Toh, tidak harus dari 100% portofolio harus jadi 0%. Bisa 75% di saham dan 25% dalam bentuk cash. Yang sudah mencatatkan profit lumayan, profit taking tak masalah.
Untuk trading jangka pendek, jangan terlalu memusingkan posisi IHSG. Kalau IHSG turun ke 4.500 pun, selama sahamnya naik kenapa tidak dimainkan. Kalau trading, fokus saja di grafik. Sebab, secara grafik, beli bukan pada saat turun melainkan pada saat naik dan jualan pada saat turun.
Saham-saham yang menarik untuk dimainkan saat ini?
Saham-saham di sektor properti dan konstruksi. Kalau terjadi profit taking, selama bentuk grafiknya masih bagus, saya pikir bisa masuk. Sebab, dengan melihat prospeknya jangka panjang masih menjadi darling. Begitu juga dengan saham-saham di sektor semen yang termasuk dibutuhkan saat pembangunan gencar digulirkan. Properti tidak bisa dibangun tanpa semen. Kalau mau investasi, lihat fundamental. Kalau mau trading, lihat grafik.
Saham-saham pilihan, cari yang popular saja. Fokus pada saham-saham yang memang lagi ramai ditransaksikan. Kalau nyangkut pun, nyangkut ramai-ramai. Intinya cari saham yang popular, aman-aman saja, jangan cari yang aneh-aneh.
Bagaimamana dengan saham-saham di sektor ritel dan consumer goods?
Juga menarik untuk jangka menengah panjang. Jangan-jangan semua saham menarik kecuali sektor pertambangan dan Crude Palm Oil (CPO) yang belum memberikan tanda-tanda untuk bangkit. Dua sektor ini saja yang masih perlu dihindari.
Saham-saham perbankan?
Saham-saham bank juga masih oke. Jadi, mayoritas saham masih oke. Jadi, tidak perlu panik. Biasa saja. Toh kita sudah pernah menghadapi penurunan IHSG 200 poin dalam sehari perdagangan. Tapi, pada akhirnya, naik lebih tinggi lagi.
Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu menilai masih menarik saham-saham di sektor properti, konstruksi, semen, ritel, consumer goods, dan perbankan. Menurut dia, untuk investasi jangka panjang tak ada masalah dengan kondisi IHSG saat ini. Hanya saja, pemodal perlu mencari saham-saham yang prospeknya memang bagus untuk lima tahun ke depan.
Sementara itu, untuk trading jangka pendek, pelaku pasar jangan terlalu memusingkan posisi IHSG. Kalau IHSG turun ke 4.500 pun, kata dia, selama sahamnya naik kenapa tidak dimainkan. “Kalau trading, fokus saja di grafik,” katanya kepada INILAH.COM. “Jangan-jangan semua saham menarik kecuali sektor pertambangan dan Crude Palm Oil (CPO) yang belum memberikan tanda-tanda untuk bangkit.”
Pada perdagangan Senin (6/5/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 66,39 poin (1,35%) ke posisi 4.991,871. Intraday tertinggi mencapai 4.996,45 dan terendah 4.933,509. Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net buy. Berikut ini wawancara lengkapnya:
IHSG menguat signifikan 1,35% tapi masih di bawah level psikologis 5.000. Apa penilaian Anda?
Bagi saya, penurunan IHSG ke bawah 5.000, biasa-biasa saja. Sebab, secara grafik, tren IHSG masih bullish. Walaupun memang, saat ini cenderung konsolidasi. Jadi, saya rasa wajar-wajar saja adanya aksi profit taking setelah adanya kenaikan indeks yang signifikan sejak awal 2013.
Kalau begitu, bagaimana Anda melihat arahnya hingga akhir pekan?
Dalam sepekan ke depan, saya perkirakan, IHSG masih bolak-balik dengan daerah support sekitar 4.850 dan resistance 5.060.
Apa yang membuat indeks bolak-balik?
Fluktuasi indeks masih sentimen dari Standard & Poor's Ratings Services (S&P) yang merevisi outlook peringkat utang RI dari positif menjadi stabil. Kalau sentimen ini cukup serius, tidak akan lebih dari dua minggu pengaruhnya. Saya kira seminggu lagi kasih waktu sentimen itu mewarnai indeks hingga IHSG menjadi lebih tenang. Pekan berikutnya, IHSG kemungkinan akan kembali bermain.
Apa komentar Anda atas revisi outlook S&P dan kemarin Moody’s menyatakan bahwa penundaan penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi merupakan kredit negatif bagi Indonesia?
Indeks memang agak terganggu oleh S&P yang merevisi peringkat utang Indonesia dari positif menjadi stabil. Ini terkait dengan masalah APBN di mana subsidi minyak belum menemukan jalan keluarnya. Itulah alasan S&P merevisi outlooknya.
Anggaran untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat besar hingga di atas Rp100 triliun bahkan di atas Rp200 triliun jika dihitung dengan subsidi listrik. Kondisi ini membuat APBN menjadi tidak begitu sehat penggunannya. Ini yang mungkin dilihat oleh S&P untuk merevisi outlook-nya.
Apa yang mungkin terjadi jika harga BBM bersubsidi benar-benar dinaikkan?
Nanti setelah terjadi pengurangan subsidi berupa penaikan harga BBM, cepat atas lambat, outlook peringkat utang Indonesia akan kembali dinaikkan menjadi positif kembali dari stabil. Apalagi, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sangat bagus dengan outlook jangka panjang yang masih positif.
Kalau terjadi profit taking akibat revisi dari positif ke stabil peringkat utang oleh S&P itu hal biasa. Kalau di-upgrade peringkat utang RI justru aneh. Apalagi, IHSG harus turun dulu untuk memenuhi sentimen dari revisi outlook itu sehingga posisi IHSG menjadi wajar. Jadi, IHSG tarik napas sementara setelah menguat signifikan.
Apa saran Anda untuk para investor jangka panjang dan pelaku pasar jangka pendek?
Untuk investasi jangka panjang tak ada masalah dengan kondisi IHSG saat ini. Tapi, cari saham-saham yang prospeknya memang bagus untuk lima tahun ke depan. Saham-saham yang pertumbuhannya bagus, saya tanya ke orang-orang, lima tahun ke depan, harga sahamnya akan naik lebih tinggi lagi. Hanya saja, orang mencari harga yang paling murah.
Bagi investor, penurunan IHSG justru jadi kesempatan untuk mendapatkan harga saham yang lebih bagus. Apalagi, jika saat kenaikan sebelumnya tidak sempat masuk. Jangan sampai, lagi turun takut masuk, lagi naik juga takut masuk sehingga akhirnya tidak masuk-masuk karena tertinggal terus. Saat IHSG 4.000 dinilai ketinggian, ternyata IHSG sekarang 5.000. Saat 5000 tidak masuk karena diangkap tinggi, padahal nanti bisa 6.000.
Untuk investasi tidak usah takut. Aturlah money management yang baik dan buatlah posisi saham yang membuat suasana hati tenang. Jika saat saham turun tidak tenang, kurangi sebagian. Toh, tidak harus dari 100% portofolio harus jadi 0%. Bisa 75% di saham dan 25% dalam bentuk cash. Yang sudah mencatatkan profit lumayan, profit taking tak masalah.
Untuk trading jangka pendek, jangan terlalu memusingkan posisi IHSG. Kalau IHSG turun ke 4.500 pun, selama sahamnya naik kenapa tidak dimainkan. Kalau trading, fokus saja di grafik. Sebab, secara grafik, beli bukan pada saat turun melainkan pada saat naik dan jualan pada saat turun.
Saham-saham yang menarik untuk dimainkan saat ini?
Saham-saham di sektor properti dan konstruksi. Kalau terjadi profit taking, selama bentuk grafiknya masih bagus, saya pikir bisa masuk. Sebab, dengan melihat prospeknya jangka panjang masih menjadi darling. Begitu juga dengan saham-saham di sektor semen yang termasuk dibutuhkan saat pembangunan gencar digulirkan. Properti tidak bisa dibangun tanpa semen. Kalau mau investasi, lihat fundamental. Kalau mau trading, lihat grafik.
Saham-saham pilihan, cari yang popular saja. Fokus pada saham-saham yang memang lagi ramai ditransaksikan. Kalau nyangkut pun, nyangkut ramai-ramai. Intinya cari saham yang popular, aman-aman saja, jangan cari yang aneh-aneh.
Bagaimamana dengan saham-saham di sektor ritel dan consumer goods?
Juga menarik untuk jangka menengah panjang. Jangan-jangan semua saham menarik kecuali sektor pertambangan dan Crude Palm Oil (CPO) yang belum memberikan tanda-tanda untuk bangkit. Dua sektor ini saja yang masih perlu dihindari.
Saham-saham perbankan?
Saham-saham bank juga masih oke. Jadi, mayoritas saham masih oke. Jadi, tidak perlu panik. Biasa saja. Toh kita sudah pernah menghadapi penurunan IHSG 200 poin dalam sehari perdagangan. Tapi, pada akhirnya, naik lebih tinggi lagi.
Posting Komentar