Setelah
kembali bertenger di atas 5.000, IHSG diprediksi masih punya tenaga
penguatan ke 5.125. Tapi, sebelum tercapai, bakal ada koreksi terlebih
dahulu. Seperti apa?
David Cornelis, Head of Research KSK
Financial Group mengatakan, saat IHSG melemah ke bawah 5.000, tren IHSG
dalam jangka pendek dan menengah sudah tidak dalam posisi naik. Tapi,
untuk jangka panjang masih dalam tren naik. Hanya saja, sudah terdapat
sinyal pelemahan yang jelas di dekat ujung tren jangka panjangnya saat
ini.
Secara tren, IHSG masih punya potensi
berlanjut kenaikannya hingga 5.152. Yang perlu diperhatikan, kata dia,
walaupun lubang jangka pendek di 4.945 sudah tertutup, IHSG berpotensi
akan kembali mengalami koreksi. Secara tren jangka pendek indeks punya
target koreksi di 4.882-4.770. “Dengan level 5.025-5.052 menjadi target
balik ke tahanan pertama untuk IHSG pekan ini,” katanya kepada
INILAH.COM.
Pada perdagangan Selasa (7/5/2013)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 50,92 poin (1,02%)
ke posisi 5.042,789. Intraday terendah 4.985,538 dan tertinggi
5.042,789. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor
asing mencatatkan net sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan
transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net buy. Berikut ini
wawancara lengkapnya:
IHSG kembali kokoh di atas level psikologis 5.000. Bagaimana Anda melihat arah berikutnya?
Saat IHSG melemah ke bawah 5.000, tren
IHSG dalam jangka pendek dan jangka menengah sudah tidak dalam posisi
naik. Tapi, untuk jangka panjang masih dalam tren naik, walaupun sudah
terdapat sinyal pelemahan yang jelas di dekat ujung tren jangka
panjangnya saat ini.
Anda melihat, hingga level berapa IHSG masih punya tenaga untuk naik?
Secara tren, IHSG masih punya potensi berlanjut kenaikannya hingga 5.152.
Apa yang mungkin terjadi sebelum level tersebut dicapai?
Yang perlu diperhatikan, walaupun lubang
jangka pendek di 4.945 sudah tertutup, IHSG berpotensi akan kembali
mengalami koreksi. Secara tren jangka pendek indeks punya target koreksi
di 4.882-4.770. Dengan level 5.025-5.052 menjadi target balik ke
tahanan pertama untuk IHSG pekan ini.
Bagaimana dengan sentimen global?
Bursa global, khususnya Amerika masih
berjalan mulus dengan keuntungan yang fantastis selama 7 bulan
berturut-turut, dan sejak 3 dekade lalu keuntungannya sudah 10 kali
lipat. Namun, untuk ke titik tertingginya (dengan penyesuaian inflasi)
masih ada jarak sebesar 30%, artinya masih ada peluang dari sisi valuasi
makro agregat.
Sebagai informasi tambahan, secara
tradisional historis didapat pola ajeg yang selama ini dikenal sebagai
"indikator Halloween" yang mengisyaratkan untuk menjual saham di bulan
Mei dan kembali lagi nanti di bulan Oktober (saat pesta Halloween).
Bisa dielaborasi pola ajeg tersebut?
Ternyata selama 117 tahun sejarah Dow
Jones Industrial Average (DJIA), pada rentang Mei ke Oktober hanya
didapati keuntungan secara rata-rata sebesar 0,3%. Sedangkan jika dari
Oktober ke Mei, investor diperoleh rata-rata kenaikan sebesar 6,96%.
Bagaimana dengan IHSG?
Ini untuk pertama kalinya dalam 17 tahun
terakhir, IHSG tidak terkoreksi lebih dari 5% sejak awal tahun hingga
saat ini. Perlu diingat juga, perlu diingatkan karena memang secara
psikologis memori investor jauh lebih pendek dari yang diperkirakan,
bahwa pergerakan saat ini mirip seperti tahun lalu bahwa selama 5 bulan
sejak Desember IHSG mengalami kenaikan, dan di bulan Mei terjadi
penurunan besar, yang menghapus keuntungan 4 bulan sebelumnya. Sell in
May and go away!
Lantas, apa saran Anda untuk para pemodal?
Bagi investor yang sudah mengoleksi
saham sektor yang berhubungan dengan Infrastruktur seperti saham-saham
bank, properti, semen, dapat mengurangi bobotnya dengan rotasi ke sektor
Aneka Industri, Pertanian dan Pertambangan yang menarik untuk jangka
menengah-panjang. Sebab, ketiga sektor terakhir, sudah melemah cukup
signifikan di saat sektor yang lainnya justru melebihi kenaikan IHSG
sendiri.
Buy on Weakness (beli di harga bawah)
secara selektif saham-saham unggulan di sektor ini untuk jangka menengah
hingga akhir tahun.
Saham-saham pilihan Anda?
Saham-saham pilihan untuk jangka pendek,
PT Alam Sutera Realty (ASRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) , PT Bank
Jabar-Banten (BJBR), PT Bank Tabungan Pensiun Negara (BTPN), PT
Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), PT Indo Tambang Raya Megah (ITMG),
dan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS).
Posting Komentar